Kamis, 31 Mei 2012

Kenangan-Kenangan (Memudar)

Dia sudah menjadi raga dalam rentang tak bernyawa
bukan lagi gadis kecil yang merengek cengeng, dan berucap manja ketika ingin sesuatu
juga bukan gadis kecil berkepang dua atau berambut cepak
yang suka berlari kesana kemari
memakai sepatu boots atau sekedar sendal jepit kumal yang siap dibuang kapan saja
Dia sudah bermetamorfosis menjadi sesuatu walau bukan kupu kupu
Karena dia bukan sesuatu yang hanya bisa dinikmati sekali waktu, lalu meregang entah kemana
dia selamanya hidup
selamanya ada walau tak lagi nyata


Karena Aku Perempuan (binar-binar padamu)

Dua tahun yang lalu kamu masih bayi merah yang lahir dari rahimku, terlalu lemah untuk berucap "Ibu, aku mau susu" kamu hanya bisa merengek dikala kamu lapar atau sekedar untuk memintaku mengganti popok yang penuh karena kerap kamu pipisi, tapi tahu kah kamu nak semua itu aku lakukan dengan penuh sukacita dan muka berbinar-binar, memilikimu adalah sebuah anugerah dihidupku, membuktikan keakuan perempuanku. Kehadiranmu melepaskan segala ego yang ada didiriku, membuat aku belajar bagaimana menjadi bijaksana, ikhlas dan sabar, kamu membuat aku menjadi perempuan yang paling bahagia, sangat bahagia tahukah kamu akan hal itu nak, teruslah menjadi permata dan sinar terang dihidupku.


Dua jam sebelum kelahiranmu,
Dua jam sebelum kelahiranmu aku mengalami masa-masa yang sulit, tapi itu semua tak menyurutkan binar-binar bahagia di wajahku, karena itu pertanda sebentar lagi aku akan berjumpa denganmu,saat tangis pertamamu pecah aku tahu jauh dari waktu itu aku telah jatuh cinta padamu, bukankah kita sudah berkenalan dan menjadi teman baik ketika kamu dititipkan Tuhan untuk hidup dan berkembang dalam rahimku.Maka mari kita lanjutkan pertemanan kita di atas bumi cinta Allah ini, akan aku kenalkan dunia padamu sebagai dispensasinya kamu mengajari aku tentang bagaimana menjadi manusia yang bijaksana dan sekaligus pelindungmu.


Dua hari sebelum perayaan kelahiranmu,
Dua hari sebelum perayaan kelahiranmu yang ke-2, tiba tiba badanmu panas tinggi, aku panik bukan kepalang, ku telpon semua nomor kontak, aku berlari keluar rumah sambil menggendongmu yang terkualai lemah, aku sungguh tak kuasa melihat tubuh mungilmu disinggahi jarum suntik, ini adalah kali pertama kamu mengalami sakit yang parah, tanpa tanda apa-apa, tanpa sebab apa-apa, karena seharian tadi kamu terlihat begitu ceria, bahagia dan asik bermain. Ataukah aku yang tak pandai membaca tanda-tanda, kamu belum genap berusia dua tahun saat itu, dan aku belum mengenalkanmu pada dunia, dan ya harus aku akui, aku belumlah menjadi ibu yang baik untukmu.Terimakasih atas kehadiranmu yang walau sebentar tapi sudah memberikan aku banyak pelajaran, maafkan aku ibumu. Dua tahun yang lalu kamu lahir dari rahimku, dan sekarang aku mengantarkanmu ketempat peristirahatanmu yang terakhir, menjumpai Rabb mu. Aku mencintaimu Anakku, engkau adalah binar-binar di kehidupanku.