Sabtu, 28 Juli 2012

--Khianat--

"Pernahkah hatimu berkhianat?" pertanyaan ini seringkali muncul dipikiran tanpa saya mampu ungkapkan secara gamblang, terbuka dan terang-terangan pertanyaan yang seharusnya mudah untuk dijawab bukan, tapi acap kali pertanyaan ini menjadi pertanyaan masuk kategori tak perlu digubris.

Maka ketika pertanyaan yang sama ini kembali muncul pada suatu renungan panjang dipertengahan malam dan menuntut untuk sebuah jawaban, bukan  jawaban dari orang lain, tapi lebih tertuju pada diri sendiri,  "Pernahkah hatimu berkhianat?"

" Pernah" bisik hatiku lirih "bahkan tidak hanya sekali tapi berkali kali hati ini berkhianat pada Mu, khianat yang mengantarkan aku jatuh jauh dari Mu, dan khianat ini juga yang mengajarkan aku bagaimana seharusnya memaknai rindu, rindu pada Mu, rindu pada ketidakmengertian bagaimana pelangi bisa menjadi hamparan indah setelah hujan "


Karena khianatku pada Mu maka kini aku kering, merindukan Mu

Karena khianatku pada Mu maka kini aku belajar bagaimana mencintai Mu

Karena khianatku pada Mu maka kini aku belajar menjadi pantas dimata Mu

dan karena khianatku pada Mu, aku ingin selalu dekat dengan Mu

Bukankah Engkau selalu ada, selalu dekat bahkan lebih dekat dari urat nadiku sendiri?
Ya Rabb...ampuni segala dosa yang pernah aku lakukan, tunjukilah aku jalan yang lurus, jalan orang-orang yang engkau beri rahmat atas mereka.

Jadi pernahkah hatimu berkhianat?

2 komentar:

  1. bagus..
    pernah kah hatiku berkhianat??sering bgt sepertinya :(

    BalasHapus
  2. Iyah...sering disadari atau g

    BalasHapus