Rabu, 17 Juli 2013

Tangkai Mawar Muda





                                                                    doc.mbahgugel

Diam- diam dia mengulum sepinya sendiri, sedihnya sendiri mengingat ngingat apa yang telah masa lalu perbuat untuknya, dihapusnya kabut yang entah untuk berapa kali terus hadir dan menutupi kaca jendela, digambarnya hati yang tak lagi tepati janji,lamat lamat dihitungnya tiap tangkai mawar yang mulai menua, disisipkannya satu sambil menngingat sang kekasih jauh di sana, jauh darinya, jauh dari siapa- siapa.
        Kekasihnya tak ada kini, tak ada lagi kiriman tangkai mawar muda, tak ada lagi yang dia nanti,tapi masih saja jendela ditatapnya hingga jauh, masih saja tersisa rindunya, rindunya yang tak lagi bertuan, dihalaunya tiap titikan air yang menggenangi pelipis tuanya, diciuminya semerbak mawar tua, mencari cari wangi sang pujaan hati, sang peluruh jiwa, sang penyejuk kalbu.
         Ditemukannya secercah cahaya keajaiban, dalam sujudnya pada Sang Pemberi Kehidupan, kekasihnya kembali membawa tangkai mawar muda dengan buncah kerinduan yang tak lagi mampu dia lukis, dengan semerbak wangi yang tengah dia cari.
Dia pergi dengan kekasihnya dalam sujud disuatu pagi.




Sawahlunto, 19 Oktober 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar