Jumat, 19 Juni 2015

Arganta

Ada yang tak sempat tergambarkan oleh kata|| Ketika kita berdua || Hanya aku yang bisa bertanya|| Mungkinkah kau tahu jawabnya|| Malam jadi saksinya|| Kita berdua diantara kata|| Yang tak terucap|| Berharap waktu membawa keberanian|| Untuk datang membawa jawaban || Mungkinkah kita ada kesempatan|| Ucapkan janji takkan berpisah selamanya

                                                                                                  -Payung Teduh_Berdua Saja_-




Ini tentang impian yang kita bagi berdua, diwaktu-waktu masih ada kau dan aku, impian tentang sebuah rumah mungil nyaman dengan halaman yang luas, dimana kita menikmati gemericik suara hujan dan secangkir coklat panas, kita membuatnya sempurna kala itu.
Berdua merancang seperti apa nanti rumah ini akan kita bangun, berapa banyak anak yang ingin kita miliki, sepertinya kita sepakat dengan satu hal ini kembar, ya anak kembar yang mirip engkau dan aku, lalu kita tertawa membayangkan jejak-jejak kaki yang mereka tinggalkan didalam rumah, coretan-coretan yang menghiasi hampir sebagian besar dinding rumah, bahagia. Ya bahagia memiliki kamu dan mereka dalam hidup ini. Kita mungkin bukan gambaran keluarga sempurna, tapi kehadiranmu dan mereka membuatnya sempurna untukku, dentangan wajan kala kau memasak dipagi hari, aroma coklat panas, semuanya terasa sempurna tak pernah merasa sebahagia dan secukup ini.
Lalu kita lari bersisian diantara daun-daun yang gugur di halaman, bercanda dengan hujan sesekali. Maka diam dan menikmatinya sekali waktu adalah saat yang membuat kita saling jatuh cinta

Kau tahu, aku telah mengelilingi separuh dunia untuk menemukanmu.......
Entah mengapa tak pernah ada yang terasa pas, sampai kehadiranmu membuat segalanya terasa sempurna.
Aku ingin bergandengan tangan yang lama denganmu, hari ini, nanti dan selamanya, mencintaimu saja sekarang dan bertahun-tahun selepasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar