Rabu, 10 Juni 2015

Tetap Dalam Jiwa


Tak pernah terbayang akan menjadi seperti ini pada akhirnya// Semua waktu yang pernah kita lewati  bersamanya telah hilang dan sirna// Hitam putih berlalu// Janji kita menunggu// Tapi kita tak mampu// Seribu satu satu cara kita lewati tuk dapati jawaban ini// Bila memang harus berpisah// Aku akan tetap setia// Bila memang ini ujungnya,kau akan tetap di dalam jiwa//
                                                                                                             -Isyana-


IBU

 Putriku entah bagaimana perasaannya kini selepas lelaki yang dicintainya memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan hubungan, aku tau bagaimana ia mencintai hanya lelaki ini dalam hidupnya, aku tau usahanya meyakinkanku untuk merestui lelaki yang ia yakini menjadi imam dunia akhiratnya, mendamba lelaki ini dalam sujudnya disepertiga malam....putriku memang tak pernah bercerita terlalu dalam, tapi aku tau bagaimana jantungnya berdetak kencang ketika berjumpa dengan lelaki ini. Putriku yang keras hatinya pergi merantau bahkan ketika ayahnya berat hati melepas pergi, menangis sesegukan diujung telpon sana disuatu malam mengatakan padaku bahwa hubungannya tidak berhasil, ia gagal membawa menantu pulang tahun ini. Putriku tengah berjuang dengan hatinya, ingin mendekapnya erat menangis bersamanya, lalu membisikan "putriku patah hati tak pernah membuatmu mati, jatuh cinta lagi nanti".

Kau tau, putriku sayang. Laki-laki adalah layang-layang dan perempuan adalah benang.Tanpa perempuan, laki-laki tak akan menjadi apa-apa. Dibalik ketinggian (kesuksesan) laki-laki, ada kita. Puteriku, jadilah benang yang berkualitas terbaik, buatlah layang-layangmu kelak terbang setinggi-tingginya. Karena setinggi apapun ia terbang, ia selalu terikat olehmu dan bergantung denganmu. Jagalah dia agar tidak putus dan hilang arah, Ingatlah bahwa layang-layang selalu ingin terbang tinggi. **


AKU.....


Aku gagal paham dengan konsep kembali menjadi saudara yang ia tawarkan siang itu, bagiku selesai ya selesai tidak perlu ada penyertaan setelahnya. Tak perlulah ada cerita bagaimana perasaanku ketika mendapat sepenggal kalimat ini dilayar handphone, aku memahami betul konsep selesai  pada akhirnya, dia sudah memutuskan menyerah, dan aku tak menahannya untuk tetap bertahan, bagiku menahan seseorang yang hatinya sudah tidak ditempat semula adalah sebuah kesia-sia, maka  sudahku siapkan mental jauh sebelum palu itu diketuk, tapi tetap saja air mata tak bisa diajak kompromi, ibuku bilang " Tak apa nak kamu menangis, menangislah...ibu akan dengarkan, tapi tolong setelahnya jangan membuang airmatamu secara cuma-cuma hanya untuk lelaki yang bahkan tidak menyadari betapa kamu berjuang untuknya"
Kali ini aku tidak ada disisimu lagi bukan karena aku berhenti mencintaimu, tapi kamu yang memutuskan untuk tidak mau dicintai olehku, mungkin kita akan sesekali bertemu atau tidak akan pernah bertemu sama sekali

Tak perlu lagi mengejar matahari, kini duduk diam ditempat, menikmati dari kejauhan, menanti dengan penuh hikmat, seduhan teh dan ubi rebus cukup.

Semua orang pasti pernah jatuh cinta, berkali-kali bahkan. Termasuk aku. Tapi kalau mau jujur sama hati, pasti ada satu kali yang berarti selamanya. Tidak ada gantinya. Bisa melakukan apa saja buat yang satu itu. Apa saja, walaupun itu berarti harus melepasnya.
Dan asal kamu tahu saja, semua manusia itu sama.
Kamu, itu aku. ***






**   Kurniawan Gunadi
*** Fatima Alkaff

Tidak ada komentar:

Posting Komentar